Bolabos.com – Juventus melaju buruk, dampaknya sampai ke tudingan bahwa sang pelatih, Massimiliano Allegri, sedang merusak salah satu pemain. Tapi Allegri mendapatkan pembelaan.
Juve terseok-seok di Serie A sejauh musim ini berjalan. Delapan pekan berjalan, Bianconeri ada di urutan 14 klasemen dengan nilai sembilan, berjarak sembilan angka dari Fiorentina di posisi teratas.
Salah satu faktor yang memengaruhi laju Juve ini adalah tumpulnya lini depan mereka. Mereka baru mencetak sembilan gol sampai saat ini, jauh tertinggal dari AS Roma yang jadi tim paling produktif dengan 20 gol.
Pada prosesnya performa buruk Juve turut merambat ke tudingan bahwa mereka tak mampu memaksimalkan pemain. Presiden Palermo Maurizio Zamparini bahkan menuduh bahwa Allegri saat ini merusak Paulo Dybala. Dybala sendiri memang baru datang musim panas kemarin dari Palermo.
Dybala sendiri sejauh ini sudah mencatatkan tiga gol dan satu assist dari tujuh laga liga, tak terlalu buruk. Musim lalu dia membuat 13 gol dan 10 assist dari 34 penampilan di Serie A.
Mengenai performa Juve yang tumpul dan masih angin-anginan, eks gelandang Alessio Tacchinardi menyebutnya sebagai efek kehilangan sosok pemimpin seperti Carlos Tevez di depan. Dia pun menilai hal ini bukan salah Allegri, apalagi pemain.
“Kenyataannya adalah absennya Tevez sangat membebani mereka. Allegri sedang mencoba banyak pasangan, tapi mereka tidak cuma tidak padu satu sama lain, tapi juga di tim. Masalahnya di Italia, kita cuma melihat pada hasil dan orang-orang sering bicara ngawur,” katanya kepada Tuttomercatoweb dikutip Football Italia.
“Dalam sebuah tim yang berjalan sempurna, Dybala akan jadi pemain yang penting. Kalau tidak, dia juga kesulitan. (Simone) Zaza adalah salah satu pemain Italia terbaik di Sassuolo musim lalu, sekarang dia dikritik.”
“Saya tidak merasa bahwa dia telah lupa caranya bermain. Sama seperti Alex Sandro, yang tidak tampak ada di lapangan kemarin. Saya tidak merasa melihatnya kemarin.”
“Singkatnya, jangan salahkan para pemain atau Allegri. Kalaupun ada yang salah, ini adalah bukti bahwa bagaimana seorang pemain top bisa mengubah tim Anda,” imbuhnya.
Tacchinardi lantas memberikan contoh. AS Roma tampil tangguh di belakang saat masih punya Mehdi Benatia pada musim 2013/2014, di mana cuma kebobolan 25 gol semusim.
Namun performa lini belakang Roma merosot sejak kepergian Benatia. Musim lalu mereka kemasukan 31 gol, sedang musim ini sudah kebobolan 10 kali dan menjadi tim ke-10 dengan jumlah kebobolan terbanyak.
“Lihatlah contoh lain. Ketika Roma punya Benatia di belakang, mereka sulit kebobolan. Sekarang Rudi Garcia dikritik karena performa pertahanannya,” sambung Tacchinardi.
“(Antonio) Nocerino mencetak 11 gol saat bermain bersama (Zlatan) Ibrahimovic di (AC) Milan. Allegri sedang berupaya keras menempatkan semua pemain terbaik di lapangan, tapi tak satupun menampilkan kepemimpinan yang ditunjukkan Tevez. Dengannya, Anda memenangi laga seperti kemarin,” demikian dia
By Bolabos.com